Thursday 3 January 2013

MENGELUH VS BERSYUKUR

Artikel ini adalah tulisan saat memenuhi tugas mata kuliah ISLAM dan PSIKOLOGI, saat di bangku kuliah semester 5. Semoga bermanfaat...




Mengeluh adalah hal yang sangat mudah dilakukan dan bagi beberapa orang hal ini telah menjadi suatu kebiasaan. Tetapi kebiasaan mengeluh tidak akan membuat situasi yang dihadapi menjadi lebih baik, justru malah akan menciptakan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan negatif yang akan merugikan manusia itu sendiri.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa seseorang sering mengeluh? Kebanyakan seseorang mengeluh karena kecewa akan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan harapan atau keinginannya. Tetapi manusia seringkali melihat cobaan itu selalu berbentuk negatif, padahal Allah tidak hanya memberikan cobaan yang negatif kepada manusia, melainkan juga memberikan cobaan yang berbentuk positif kepada manusia. Misal, Allah SWT memberikan kenikmatan kesehatan yang luar biasa kepada manusia, tetapi manusia sering mengabaikannya. Dalam arti lain manusia cenderung untuk tidak mensyukurinya. Tetapi ketika diberikan cobaan penyakit, manusia baru merasakan cobaan tersebut dan atas cobaan tersebut salah satunya manusia mengeluh akan hal itu.

Fenomena lain, saat ini banyak sekali manusia yang seolah-olah berlomba-lomba untuk mengeluh. Misalnya, seseorang mahasiswa A bercerita bahwa dia saat mengerjakan ujian sebelumnya tidak belajar, lalu mahasiswa B menanggapinya dengan mengatakan dia malah justru ada yang tidak diisi jawabannya, dan mahasiswa C menanggapinya dengan mengatakan kalian enak duduk dibelakang sedangkan dia duduk di depan dosen sehingga menjadi tidak percaya diri dalam mengerjakannya. Hal itu membuat seolah-olah mengeluh seperti berlomba-lomba, harusnya mereka mensyukurinya salah satunya dengan cara memotivasi dirinya bahwa ujian selanjutnya harus lebih baik dari ujian hari ini.

Sesungguhnya dibalik semua yang dikeluhkan manusia itu ada hal yang dapat disyukuri. Para ahli psikologi mengatakan "Sikap bersyukur adalah emosi yang tersehat". Seorang pakar stress bernama Hans Seyle juga berkata, "Sikap bersyukur menghasilkan energi emosional lebih daripada sikap yang lain dalam hidup ini".

Sebagai contoh, jika seseorang sering mengeluh dengan pekerjaannya, maka perlu diketahui berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia saat ini. Menurut informasi hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak punya pekerjaan, jadi bersyukurlah masih memiliki pekerjaan dan penghasilan. Atau seseorang mengeluh karena jalanan sering macet saat mengemudi, maka ketahuilah bahwa ada jutaan orang yang tidak memiliki kendaraan pribadi seperti Anda.

Dan Allah pun menyuruh kita untuk bersyukur dalam firmannya:
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah: 172). ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152).

Allah SWT berfirman, ”Aku tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan.” (QS. Al-Baqarah : 286). Dari ayat itu sangat jelas bahwa Allah menyuruh kita untuk menghadapi cobaan yang diberikan-Nya, karena apa yang diberikan-Nya pasti kita sanggup menyelesaikannya (problem solving).

Salam PERUBAHAN!

No comments:

Post a Comment